web 2.0

04-20:3

Dan contoh hasad ialah apa yang Allah abadikan dalam al-Qur-an yaitu kisah 2 anak Adam, kisah saudara-saudara Yusuf, kisah orang munafiq serta orang yahudi pada zaman Rasulullah, dan yang ma'ruf kisah iblis.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-03)

04-20:2

Dan hasad, ia akan menghalangi manusia dari menerima hidayah sehingga ia tidak menempuh jalan hidayah tersebut pada itu adalah jalan kebahagiaan.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-03)

04-20:1

Dan hasad itu buah dari dendam yang mana buah marah yang tidak hilang.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-03)

04-19:4

Hasad adalam perkara yang ma'ruf yaitu dari kata hasada-hahsadu- hasadan atau hassada - yuhassidu yang artinya seseorang melihat pada saudaranya agar nikmat pada saudaranya hilang atau berpindah padanya.

Berbeda dengan al-Ghabthu yaitu seseorang menginginkan supaya dia sebagaimana nikmat pada orang lain dan tidak menginginkan nikmat pada orang lain itu hilang.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-03)

04-19:3

"Maka Allah yang memberi petunjuk dan berbahagialah wahai orang yang diberi taufik dan tidak bahagialah dan tidak mendapat petunjuk orang yang hasad dan menyimpang."

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-04)

04-19:2

Maka sesungguhnnya kebaikan itu adalah pemberian dari Allah maka tidak boleh seseorang itu iri terhadap pemberian Allah 'azza wa jalla.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-04)

04-19:1

Dan tidaklah hasad menimpa melainkan membuahkan kegelisahan dan kesengsaraan di dunia lebih-lebih lagi di akhirat.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-04)

04-18:7

Maka tulisan ini (kitab Syaikh Jibrin rahimahullaah tentang al-Hasad) adalah tulisan yang aku (Syaikh Jibrin) menulisnya yaitu tentang al-hasad, pengaruh-pengaruhnya, bahaya-bahayanya, dan apa yang ia menjadi sebab musibah-musibah, kejelekan-kejelekan, serta fitnah-fitnah... dengan harapan orang yang menbacanya dengan inshaf (adil) dan jujur mereda pengaruh dari penyakit ini...

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-04)

04-18:6

Orang yang berhasil ialah orang yang mencurahkan dirinya untuk mengetahui penghalang-penghalang jalan tersebut. Maka orang tersebut menyiapkan diri dengan berbekal dan sebisa mungkin lolos sebelum terkena atau kalaupun tertimpa juga maka ia bisa dan siap menghadapinya.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-03)

04-18:5

Dan sebesar-besar penghalang ialah yang ada di dalam diri.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-03)

04-18:4

Dan penghalang-penghalang itulah yang kebanyakan menyebabkan seseorang tidak sampai tujuan. Sehingga hampir-hampir tidak ada orang yang dapat sampai kepada surga, yaitu apabila tidak ditolong oleh Allah.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-03)

04-18:3

Maka hendaknya tidak hanya menyiapkan diri (berbekal) untuk menempuh suatu perjalanan melainkan hendaknya seseorang mengetahui rintangan dan hambatan di dalam perjalanan tersebut.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-03)

04-18:2

Tidaklah ada suatu jalan melainkan ada rintangan.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-03)

04-18:1

Banyaknya manusia mengetahui tentang hasad akan tetapi hanya sedikit sekali orang yang memahaminya dengan sebenarnya.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-03)

04-17:1

Kemudian hal yang hendaknya dilakukan di kala munculnya fitnah-fitnah ialah hendaknya istiqomah serta memperbanyak amal ibadah, shalat, bersedekah, amar ma'ruf dan nahi munkar.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-04)

04-16:7

Dan yang dimaksud al-Jama'ah yang kita diperintah untuk berpegang teguh padanya maksudnya ialah pra shahabat, para Ulama, al-haq dan ahlinya, dan kepemimpinan seorang muslim (amiirul mukminin), serta as-sawaadul a'zham.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah II-04)

04-16:6

Dan termasuk yang dimaksud as-sukuut (diam) ialah tidak melakukan perbuatan / amalan dan tidak mengucapkan suatu perkataan melainkan mempertimbangkan mashlahat dan madharatnya.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-04)

04-16:5

Termasuk amalan yang paling utama ketika muncul fitnah ialah as-sukuut (diam). Yaitu tidak ikut terjun dalam fitnah baik secara perkataan maupun perbuatan. Dan diam di sini bukan berarti tidak malakukan hal apapun akan tetapi hendaknya tetap sibuk dengan hal yang bermanfaat seperti mempelajari ilmu dan mengajarkannya.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah  I-03)

04-16:4

Maka akan ada di kemudian hari fitnah yang mana orang yang duduk lebih baik dari orang yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik dari yang berlari.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah I-01)

04-16:3

Sesungguhnya kebaikan yang sempurna ialah yang bersumber dari ilmu dan ahli ilmu.

(al-Fawaa-id al-'Ilmiyyah  I-01)